Tata Cara Mandi Wajib bagi Pria, Beserta Bacaan Niat dan Doa Setelah Mandi Wajib

Berikut ini tata cara mandi wajib bagi pria. Pria yang dalam kondisi junub atau berhadas besar diharuskan untuk melaksanakan mandi wajib. Adapun penyebab pria kondisi junub seperti keluar air mani, berhubungan suami istri, maupun meninggal dunia.

Kewajiban mandi wajib tercantum dalam surat Al Quran yaitu Surat An Nisa ayat ke 43. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا Yā ayyuhallażīna āmanụ lā taqrabuṣ ṣalāta wa antum sukārā ḥattā ta’lamụ mā taqụlụna wa lā junuban illā ‘ābirī sabīlin ḥattā tagtasilụ, wa ing kuntum marḍā au ‘alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal gā`iṭi au lāmastumun nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa’īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum, innallāha kāna ‘afuwwan gafụrā

Ibunda Hasan Busri Pelaku Carok Maut di Madura Masih Syok, Anaknya yang Pendiam Tewaskan 4 Orang Kehidupan Sederhana Pelaku Carok di Madura, Kini Tolak Donasi, Keluarga Tak Mau Minta minta BREAKING NEWS: Ganjar Kampanye di Manggarai, Mama Petronela Pasi Rela Jalan Kaki 3 KM Saat Hujan

Ribuan Petani Bojonegoro Serbu Gebyar Diskon Pupuk, PT Pupuk Indonesia: Diskon Harga 40 Persen Kunci Jawaban Matematika Kelas 11 Halaman 87 88 89 Kurikulum Merdeka: Latihan 3.1 Halaman 4 Profesi Pelaku Carok Madura Nafkahi Keluarga, Kini Istri yang Banting Tulang Karena Bui Seumur Hidup

Aksi Duel Anak Pelaku Carok 2 Vs 4 di Madura, Raih Medali Emas, Tak Mau Disebut Pendekar Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 Artinya:

"Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun." Sebagai informasi, sebelum melaksanakan mandi wajib dianjurkan untuk membaca niat, yakni: نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Lafal latin: Nawaitul ghusla li raf'il hadatsil akbari minal jinaabati fardhan lillahi ta'ala Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala," Membaca niat mandi wajib;

Kemudian, ambil air mengalir untuk membasuh tangan; Basuhlah tangan sebanyak tiga kali. Membersihkan najis atau kotoran yang masih menempel pada tubuh;

Selanjutnya, berwudhulah; Berwudhu seperti akan melakukan sholat. Ambil air dan guyurkan pada bagian kepala sebanyak tiga kali;

Kembali ambil air untuk menyiram anggota tubuh; Pada bagian ini, siramlah anggota tubuh sebelah kanan tiga kali, dan dilanjutkan dengan menyiram anggota badan pada bagian kiri sebanyak tiga kali. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala;

Caranya, masukkan kedua tangan ke air lalu menggosokkannya ke kulit kepala, dan menyiram kepala sebanyak tiga kali. Menggosok bagian tubuh sebanyak tiga kali; Gosoklah tubuh bagian depan, belakang, dan menyela rambut serta jenggot.

Terakhir, bilaslah seluruh tubuh menggunakan air yang dimulai dari sisi kanan, setelah itu sisi kikir. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ “Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma jalni minattawwabina, waj alni minal mutathahirrina”.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang orang yang bertaubat dan jadikanlah aku pula termasuk orang orang yang selalu mensucikan diri,”. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *