Badan Siber Nasional dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan sebanyak 1,6 miliar serangan siber tercatat di Indonesia pada tahun 2021. Ancaman siber dan serangan ransomware baru baru ini menjadi ancaman bagi dunia bisnis di Indonesia. Praktisi keamanan siber, Alfonsus Bram mengatakan, data terbaru menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan dalam ancaman siber yang menargetkan bisnis di Indonesia.
"Pelaku ancaman dan peretas secara aktif mengeksploitasi kerentanannya dan menempatkan perusahaan dalam risiko," kata Alfonsus Bram di sela sela kerjasama Vibicloud, Cyfirma, dan Nextgen Indonesia di Jakarta, Rabu (22/11/2023). Melalui kerjasama ini bisnis di Indonesia akan merasakan manfaat solusi keamanan siber yang terintegrasi sepenuhnya yang didukung teknologi AI (Artificial intelligence) terkini dan dikelola oleh tim ahli keamanan siber. Dikatakan CEO ViBiCloud ini, serangan ransomware telah mengalami peningkatan signifikan dalam frekuensi dan kompleksitas, menyumbang 50 persen dari semua serangan.
Untuk itu, kata dia diperlukan layanan yang akan mampu membangun benteng untuk melawan serbuan penyerang siber. Ramalan Zodiak Cinta Besok, Rabu 24 Januari 2024 Gemini Kurang Harmonis Sagitarius Makin Dekat Kisah Pasangan Suami Istri yang Tempati Mes Guru Darurat di Malaka Lolos dari Bencana Angin Kencang
Kejinya Suami di Malang Mutilasi Istri saat Jalani Rekonstruksi, Mutilasi Korban saat Masih Hidup Suami Mengizinkan Istri untuk Bertemu Pria Lain di Aplikasi Kencan Agar Bahagia, 'Biar Dia Ga Bosan' TKN Ungkap Ada Skenario Licik dari Petinggi Parpol untuk Runtuhkan Suara Prabowo di Jateng dan Jatim Halaman all
Pasangan Suami Istri Meninggal Akibat Kecelakaan yang Libatkan Adik Bupati Majene di Pangkep Survei Capres Terbaru Hari Ini, Paslon Terkuat Versi SDI dan 2 Lembaga, Swing Voters Masih Tinggi Sosok Nurhasanah ODGJ Cantik Dikurung Bertahun tahun di Kamar Campur WC, Dirawat Ibu yang Tuna Netra
"Tentunya bukan hanya memberikan pandangan mendalam ke dalam kerentanan keamanan perusahaan, sebagaimana dilihat melalui lensa seorang peretas namun juga memungkinkan bisnis untuk secara aktif mengenali, mengevaluasi, dan menanggapi potensi risiko digital," katanya. Semua langkah ini, kata dia diarahkan untuk menjaga keamanan aset berharga dan data sensitif dengan tindakan yang tepat dan efisien. Founder dan CEO Cyfirma, Kumar Ritesh menilai penting kerjasama strategis untuk melindungi bisnis dari ancaman siber yang terus berkembang dan platform Detct dari Cyfirma memberikan wawasan yang berharga tentang potensial serangan.
"Juga soal kerentanan, pelanggaran data, dan aset yang berisiko dieksploitasi oleh kelompok peretas," katanya. Managing Director Nexgen Indonesia, Sanny Hadinata menjelaskan pentingnya kesinambungan dalam cybersecurity. “Kami memastikan bahwa enterprise di Indonesia memiliki akses terhadap keamanan siber yang tepat yang menjadi sebuah dukungan untuk membangun channel ecosystem yang stabil," katanya.